Pertimbangan intuisi lebih peka dari pertimbangan rasional, maka kita
jangan ragu untuk menggunakan intuisi dalam bisnis.
"Haruskah saya membuka rumah makan padang?" itulah pertanyaan
yang sempat muncul dalam benak saya saat itu. Ketika ide semacam ini saya coba
lontarkan pada orang lain, mereka malah pesimis dan menanyakan: "Mengapa
anda harus membuka bisnis rumah makan padang, padahal bisnis seperti itu 'kan
sudah menjamur. Apakah punya prospek bagus?
Dengan adanya berbagai komentar tersebut, membuat saya semakin tertantang
untuk membuktikan-nya. Padahal, sebelumnya saya sama sekali belum pernah terjun
ke bisnis rumah makan, tetapi hal itu saya anggap saja sebagai peluang bisnis.
Sebagai entrepreneur, saya harus berani mencoba untuk membuktikannya, dan
sanggup mengambil keputusan yang tepat. Namun, saat itu saya tetap optimis,
bahwa ide tersebut bisa terealisir. Pada akhirnya saya mengambil keputusan,
bahwa saya harus berani mencoba bisnis ini. Saya yakin peluang pasar tetap ada,
khususnya untuk kalangan masyarakat menengah ke atas.
Ternyata, bisnis ini terwujud dan jalan. Bahkan di masa krisis pun, saya
optimis bisnis rumah makan tetap prospektif. Kenyataannya, tamu semakin banyak,
ada menteri, tokoh masyarakat, artis, dan kalangan pengusaha.
Di dalam mengambil keputusan seperti itu, pertimbangan intuisi saya
rupanya lebih peka dari pertimbangan rasional. Memang sebagai entrepreneur kita
harus berani menggunakan intuisi secara efektif, baik untuk pengambilan
keputusan dalam bisnis maupun dalam kehidupan sehari-hari. Meskipun kemungkinan
kita tidak menyadari prosesnya, bahwa setiap keputusan yang kita buat dengan
menggunakan intuisi ini hanya salah satu contoh dari sekian banyak pengalaman
yang saya alami.
Saya merasakan betul, betapa tajamnya sentuhan intuisi itu. Hal itulah
yang barangkali memungkinkan saya membiarkan data intuisi itu melengkapi data
lain, yang akhirnya saya gunakan dalam membuat keputusan. Sehingga, saya
semakin yakin, bahwa dalam menggeluti bisnis maupun kehidupan ini, sebaiknya
kita tetap menggunakan intuisi. Sebab, intuisi akan ikut membuka pikiran dan
memberi nilai tambah bagi emosi kita, dan intuisi akan memberdayakan kita agar
semakin produktif dan aktif dalam setiap situasi.
Intuisi menjadi sangat penting, tidak hanya untuk kepentingan sekarang,
namun juga untuk kepentingan masa depan. Sebab, diperkirakan tantangan bisnis
di masa mendatang, relatif berbeda dengan sekarang. Perubahannya sangat cepat
dan serba kacau, tidak menentu, sehingga sulit bagi kita untuk
memprediksikannya.
Suatu tantangan dengan tingkat turbulensi yang tidak menentu semacam ini,
jelas akan membuat intuisi kita semakin berperan dalam setiap mengambil
keputusan. Kemungkinan besar ilmu manajemen yang sekarang kita geluti, masih
sulit untuk bisa memecahkan berbagai tantangan yang akan terjadi di masa
mendatang. Padahal, kita tentunya tetap berharap, bahwa bisnis yang kita jalani
sekarang ini harus tetap terus berkembang.
Kita sebagai entrepreneur, disukai atau tidak, harus tajam dalam intuisi.
Kita harus mampu berpikir cepat, dan akhirnya mampu mengambil keputusan yang
tepat. Saya melihat ada sesuatu yang unik pada intuisi, yakni berlawanan dengan
proses nalar. Proses intuisi itu tidak linier (bermacam-macam pola), sedang
proses rasional adalah linier. Itu sebabnya, mengapa kebanyakan entrepreneur
dalam setiap mengambil keputusan atau langkah dalam bisnisnya, sering membuat
kejutan, tidak rasional, dan berani menghadapi resiko.
Oleh karena itu, saya setuju pendapat yang mengatakan, bahwa antara
intuisi dan irasionalitas, saling berkaitan. Sebagian keputusan yang kita ambil
merupakan campuran berbagai macam ingatan, gagasan, perasaan, dan fakta yang
kadang-kadang saling bertentangan. Sehingga "sentuhan" intuitif itu
memungkinkan kita membiarkan data intuisi itu melengkapi data lain yang akan
kita gunakan untuk mengambil keputusan.
Menurut Quinn spitser dan Ron Evans, intuisi adalah analisa kilat dari
fakta dengan menggunakan pengetahuan dan pengalaman sebagai filter. Dalam
bisnis, memang dikenal adanya intuisi bisnis. Di dalamnya ada wawasan,
pengalaman, mental, dan perasaan. Bagi mereka yang memiliki intuisi bisnis yang
tajam, maka dia tidak hanya mampu mengandalkan perasaan, tapi ada juga wawasan
yang luas, pengalaman banyak, dan mental yang dalam. Intuisi ada empat
tingkatan, yaitu bisa muncul melalui fisik, emosi, mental, dan spiritual.
Banyak cara mengembangkan intuisi, di antaranya seperti yang dikembangkan
oleh Robert K. Cooper, Phd, yaitu: terjun ke dalam pengalaman, kerahkan
kemampuan sedikit lebih banyak, tetap terbuka terhadap segala kemungkinan,
atasi rasa takut, kenali dan cari cara untuk mengatasi apapun yang
menghalanginya. Selain itu Cooper juga menyarankan, supaya peluang penginderaan
harus ke luar dunia binis, berikan perhatian ekstra kepada tanggapan pertama
terhadap pertanyinnpertanyaan, perhatikan bagaimana intuisi berkomunikasi
dengan diri kita, luangkan waktu beberapa menit saja dalam sehari untuk catatan
kecerdasan emosional, dan jangan lupa memperluas rasa percaya diri. Anda berani
mencoba ?
Wednesday, 27 October 2004
Disclaimer:
Berikut adalah kumpulan tulisan yang dibuat oleh salah satu motivator bisnis yang berhasil meng"kompori" banyak orang di Negeri ini untuk menjadi seorang enterpreneur; saya adalah salahsatunya :)
beliau adalah Purdi E.Chandra yang dikenal sebagai pendiri bimbingan belajar Primagama Group and penulis/motivator untuk seminar CARA GILA MENJADI PENGUSAHA.
Artikel ter'onggok' di hardisk saya yang coba saya bagi dengan teman-teman tanpa bermaksud untuk menjadi plagiat (ndak tau dimana dapetnya dulu :(). Inti dari tulisan ini lah yang ingin saya bagi dengan teman-teman semua. Semoga bermanfaat.
Berikut adalah kumpulan tulisan yang dibuat oleh salah satu motivator bisnis yang berhasil meng"kompori" banyak orang di Negeri ini untuk menjadi seorang enterpreneur; saya adalah salahsatunya :)
beliau adalah Purdi E.Chandra yang dikenal sebagai pendiri bimbingan belajar Primagama Group and penulis/motivator untuk seminar CARA GILA MENJADI PENGUSAHA.
Artikel ter'onggok' di hardisk saya yang coba saya bagi dengan teman-teman tanpa bermaksud untuk menjadi plagiat (ndak tau dimana dapetnya dulu :(). Inti dari tulisan ini lah yang ingin saya bagi dengan teman-teman semua. Semoga bermanfaat.
Blogger Comment
Facebook Comment