PROPERTY Investasi Yang Naik Terus?

Banyak alasan orang untuk berinvestasi di bidang property, dari yang beranggapan investasi dibidang ini akan selalu untung, bisa mendapatkan pasive income dari penyewa - sampai dengan pendapat tanah semakin sedikit dan orang bertambah terus pasit kebutuhan primernya adalah rumah tinggal!

Ada pendapat dari ortu dan nenek saya adalah property kita bisa lihat barangnya dan kita pegang kuncinya, ini membuat mereka merasa aman memiliki investasi di property.

Namun, ada beberapa alasan utama lagi selain alasan emosional seperti diatas :

Pendapatan Tetap.
Property yang disewakan tentunya akan dapat memberikan penghasilan tetap berupa uang sewa. Bisa tiap bulan kita terima ataupun dalam jangka waktu tertentu.

Pertumbuhan Aset.
Sudah terbukti bahwasanya nilai property ini memang naik terus dari tahun ke tahun, bahkan bisa memberikan imbal hasil diatas inflasi. Dimana ini sudah terbukti di Indonesia tercinta ini loh. Namun, kadang investas di property ini juga bisa turun, lihat apa yang terjadi dengan pasar perumahan di USA yang dikenal dengan skandal sub prime mortgage dimana hal ini memicu resesi dunia saat lalu. Recovery atau pulihnya pun cukup memakan waktu yang lama sampe tahunan loh - dimulais sekitar 2008 lalu.

Agunan.
Di Indonesia ada sesuatu yang unik bila berkaitan dengan perbankan di negara ini. Pada saat hendak meminjam dana dari bank maka pertanyaan pertama dari mereka adalah apakah ada agunan dalam bentuk PROPERTY - jarang loh yang tanya mobil mewahnya :) Inilah hal lain yang tidak dimiliki dari jenis investasi lainnya, kemudahan dalam mendapatkan pinjaman atau kredt dari bank dengan menggunakan property sebagai agunannya.

Bunga Murah.
Pinjaman untuk pembelian property juga paling murah, terutama untuk residential atau tempat tingga. Umumnya lebih murah dibandingkan dengan bunga pinjaman usaha dan jauh lebih murah dibandingkan dengan bunga kartu kredit.

Prestise dan kepuasan pribadi.
Ini adalah salah satu sifat yang 'mungkin' agak banyak di idap oleh warga negara kita tercinta ini. Memiliki rumah hampir sama dengan memiliki emas perhiasan sebagai investasinya. Anda bisa memamerkannya kepada orang lain dan menjadi symbol prestise dan status sosial anda.

Itu adalah beberapa alasan umum mengapa orang banyak menjatuhkan pilihan investasinya ke property dibandingkan jenis investasi lainnya. Namun perlu juga anda perhatikan kesalahan umum yang sering dilakukan orang yang melakukan investasi property yaitu secara umum adalah kesalahan perhitungan tentang biaya yang dihasilkan oleh rumah kita tersebut. 


Biaya ini bukan saja saat membelinya kita harus mengeluarkan uang. Namun, selama kita memegang property hingga menjualnya kembali maka ada biaya-biaya yang akan muncul. Seperti :

Biaya pemeliharaan
Biaya yang digunakan untuk merawat asset property. Biaya ini umumnya semakin besar jika propertynya berupa bangunan baik tempat tinggal maupun usaha dibandingkan dengan tanah kavling. Biaya ini pun secara detilnya adalah :
1) biaya rutin: listrik; telpon; kebersihan dan
2) biaya interior/eksterior/renovasi berkala.

Biaya Pajak.
Dalam pembelian property ada pajak yang dikenakan dari pemerintah. Apabila kita membeli melalui developer, biasanya pajak telah dimasukkan dalam harga jual. Besarnya sangat bergantug pada jenis, nilai dam lokasi propertinya. Namun bila membeli rumah seken maka pajak ini biasanya tidak termasuk dalam harga jual yang diminta oleh penjual. Jadi, harga yang ditawarkan ditambah dengan pajaknya

Biaya Asuransi.
Biaya yang dikeluarkan untuk pembelian premi asuransi yang terkait dengan kepemilikan property, misalnya, asuransi kerugian harta benda yang mencakup kerusakan pada bangunan dan isinya. Biaya ini sangat penting dialokasikan mengingat tingginya resiko penurunan nilai fisik property akibat musibah dan bencana.

Faktor Kunci.
Ketika sudah memutuskan untuk berinvestasi di property, sebaiknya segeralh memutuskan bagaimana akan mendapatkan keuntungan dari transaksi ini. Kesuksesan investor pada property ini sungguh sangat ditentukan dari bagaimana Anda memprioritaskan antara mendapatkan penghasilan sewa segera dan menikmati kenaikan harganya.

Akan sangat sulit untuk menemukan property yang bisa memberikan kedua jenis keuntungan tersebut sekaligus tanpa mengorbankan salah satunya. Apalagi jika property tersebut berada dilokasi favorit dan strategis. Namun, bukan berarti juga tidak ada loh :)

keputusan manapun yang dipilih harap diperhatikan juga beberapa factor kunci lainnya seperti apa yang ada dalam daftar dibawah ini :

Lokasi-Lokasi-Lokasi
Semakin bagus lokasinya semakin besar kesempatan anda untuk mendapatkan keuntungan lebih tinggi dari selisih harga jual beli. Misalkan, property yang terletak di dekat fasilitas umum seperti sekolah; taman; toko-toko mempunyai potensi kenakian harga yang lebih tinggi dibandingkan dengan property yang terletak jauh dari fasos.

Calon Penyewa / Penggantian:
Jenis property yang anda cari akan sangat mempengaruhi tipe atau jenis pembeli atau penyewanya nanti. Anda harus menyadarinya sejak awal. Karena itu tantangannya adalah menemukan property yang sangat tepat untuk target pembeli atau penyewa yang anda tuju.

Kondisi Fisik.
Property dengan kondisi fisik yang buruk tentunya memerlukan biaya tambahan untuk perbaikan, walaupun dijual dengan harga murah. Namun, intinya adalah mencoba melihat apa yang tersembunyi, sebab jika dari luar kelihatan modelnya bagus tetapi konstruksinya merosot, tentunya akan mudah rusak.

Rencana Keuangan,
Janga membeli property untuk investasi karena suka semata. Keputusan untuk membeli dan menjual haruslah berdasarkan angka perhitungan yang matang. Sebaiknya keputusan itu pun harus mempertimbangkan scenario terburuk, misalnya apa pengaruh pergerakan suku bunga, penurunan minat sewa terhadap keuangan anda atau bagaimana kesanggupan anda untuk menahan property tersebut jika mulai merugi

Nah, selamat berinvestasi
Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment